Kembalinya si anak hilang ricardo Kaka

Sebagai salah satu penggemar klub sepakbola AC MILAN, saya tentunya senang dengan kembalinya si anak hilang Ricardo Kaka. Hal ini juga dirasakan oleh seluruh milanisti sedunia. Bagaimana tidak, Kaka yag dulu menjadi bintang di Milan dan dijual ke klub kaya raya Real Madrid kini kembali lagi ke klub dimana dia menjatuhkan hatinya.

Kepindahan Kaka di akhir bursa transfer memang sedikit mengejutkan. Tidak ada gosip, tidak ada isu dari media di awal bursa transfer, tiba-tiba saja selama +/- 3 hari negosiasi di akhir bursa transfer langsung deal. Dan ini tentu saja merupakan kabar yang dinanti-nantikan oleh para milanisti yang selalu saja di PHP dengan kabar-kabar transfer yang banyak sekali. Sebagai contohnya Milan mau membeli Keisuke Honda, tetapi tidak terlaksana karena Keisuke Honda kontraknya sudah mau habis dengan klubnya CSKA Moscow tetapi dilabeli harga yang tinggi oleh pemiliknya, Sementara Milan cuma mau membayar sebesar 4 juta Euro atau menunggu habis kontraknya januari 2014 nanti sehingga bisa datang dengan gratis. Masih banyak nama-nama lainnya seperti Sakho (PSG), Strootman (PSV), Christian Eriksen(Ajax), David Astori (Cagliari).

Kaka Kembali memegang jersey Milan

Selain sebagai penyejuk hati para milanisti, Transfer Kaka ini juga diharapkan mampu memberikan perbedaan dalam permainan tim. Musim-musim lalu lini tengah milan diisi pemain-pemain yang lebih mengandalkan otot daripada skill. Permainan milan menjadi sangat monoton dan kesulitan membongkar pertahanan lawan. Ditambah lagi dengan memaksakan seorang K.P. Boateng yang posisi aslinya sebagai mezzala(pemain tengah) menjadi seorang Trequartista (Pengatur serangan). Pada posisi ini Boateng belum bisa diandalkan dan akhirnya ke Pola 4-3-3. Dengan rencana musim depan yang akan kembali memakai formasi 4-3-1-2 Maka diharapkan Kaka dapat menambal "Missing Link" di posisi Trequartista.
Kehadiran Kaka juga diharapkan dapat memberikan motivasi kepada para pemain-pemain muda milan yang mentalnya belum kuat. Banyak pemain-pemain muda Milan seperti El Sharaawy dan Ricardo Saponara yang mengidolakan Kaka sebagai pemain favoritnya. Dengan adanya Kaka, para pemain-pemainn muda tersebut dapat belajar dari idolanya bagaimana mengolah skill sepakbolanya.

Namun semua itu seharusnya tidak dibebankan kepada Kaka seorang. Seperti yang saya sebutkan diatas tadi kehadiran Kaka sebaiknya sebagai mental booster bagi para pemain muda milan. Sebagai milanisti saya juga tidak mengharapkan banyak dari kembalinya si anak hilang Ricardo Kaka mengingat umurnya yang sudah beranjak 31 Tahun dan rawan cedera.

 #BentornatoKAKA #WelcomebackhomeKaka